7 Poin Penting Di PSSC 2019 Putri
penampilan santri akhir putri dalam PSSC 2019 (foto: CondongTV)
CONDONG-ONLINE – Pagelaran Seni Santri Condong telah berlangsung selama dua hari, yakni pada hari Kamis-Jumat, (14-15/08/2019) di Auditorium Pesantren Condong. Perhelatan seni yang menjadi pucak acara Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy ini diikuti oleh santri kelas VII, XI dan XII. Santri putra tampil terlebih dahulu pada Kamis malam, sementara santri putri pada Jumat malamnya. Agenda acara dimulai sejak pukul 19.30-24.00 WIB.
Pada awalnya, PSSC bernama Panggung Gembira - sebagai adaptasi dari kegiatan di Pondok Modern Daarussalam Gontor - di mana Condong adalah salah satu pondok alumninya. Namun, Dewan Pimpinan ingin Pesantren Condong memiliki ciri khas sendiri yang membedakan dengan Gontor. Oleh karena itu, dua tahun yang lalu, dicetuskanlah nama PSSC yang merupakan akronim dari Pagelaran Seni Santri Condong.
Khusus PSSC santri putri, pihak Pesantren membuat kebijakan bagi para audiens yang menonton, yakni audiens pria, meliputi dewan guru, wali santri, dan tamu umum tidak diperkenankan menonton penampilan-penampilan selepas acara pembukaan. Begitu pula dengan kebijakan live streaming lewat akun media sosial Pesantren. Jika seluruh penampilan santri putra disiarkan secara live di semua akun media sosial Pesantren, maka yang putri sebaliknya. Hal ini bertujuan untuk menjaga privasi, kenyamanan dan keleluasaan santri putri saat tampil di atas panggung. Alhasil, penonton PSSC putri hanyalah audiens wanita.
Selain poin tersebut, nyatanya masih banyak hal yang perlu disoroti dari PSSC putri yang meskipun memiliki kekurangan namun juga tidak luput dari berbagai kelebihan. Oleh karena itu, mari simak tujuh poin penting yang penulis soroti dari berlangsungnya acara perhelatan seni akbar santri putri ini.
1. Gladi yang Tertata
Gladi kotor PSSC 2019 (foto: CondongTV)
Jika biasanya proses gladi hanya terbagi ke dalam tiga jenis; gladi kotor, gladi resik, dan gladi bersih, maka panitia PSSC memiliki tambahan gladi lainnya, yakni gladi konsep. Inisiatif ini dicetuskan oleh angkatan sebelumnya. Dalam gladi konsep, penanggungjawab tiap penampilan akan mempresentasikan ide dan gagasan seputar penampilan mereka di hadapan juri dari kalangan Ustadzat senior. Para juri akan mengoreksi dan menyaring hal-hal yang sekiranya kurang pantas atau tidak sejalan dengan nilai-nilai pondok, sehingga tidak akan ada kejadian mengubah penampilan di tengah gladi kotor atau gladi resik.
2. Latihan dan Persiapan Singkat
Salah satu penampilan yang paling kompak dan menghibur saat PSSC; Student Opera (foto: CondongTV)
Pada tahun sebelumnya, PSSC digelar dipada bulan September, sehingga para santri memiliki waktu yang lebih luas untuk latihan dan mempersiapkan segala halnya. Berbeda dengan tahun ini, para santri hanya diberi waktu satu bulan dikurangi berbagai kegiatan seperti Apel Tahunan, Kuliah Umum, dan Idul Adha 1440 Hijriyah. Meski begitu, nyatanya hal ini tidak mempengaruhi kualitas penampilan para santri di atas panggung, meski ada satu atau dua penampilan yang terlihat masih belum kompak.
3. Konten Variatif
Salah satu penampilan baru di PSSC; Fan Flowers / Tari Kipas (foto: CondongTV)
Berbeda dengan santri putra, dari tahun ke tahun santri putri selalu memiliki jenis konten yang lebih variatif dan berbeda dari tahun sebelumnya. Beberapa penampilan menarik yang disuguhkan pada PSSC putri tahun ini antara lain; Student Opera, Fan Flowers, Kinjaz, Condong Berirama, Light Knight, dan Sound of Nature.
Selain itu, santri putri juga menciptakan soundtrack atau jingle khusus untuk PSSC yang diputar setiap perpindahan penampilan. Saking seringnya sampai nempel di kepala penonton.
4. Lighting yang Mengganggu Audiens
Lighting banyak mengarah ke penonton (foto: CondongTV)
Pertunjukan besar seperti PSSC memang selalu berusaha menyuguhkan performa lighting yang memukau dan memanjakan mata. Namun entah bagaimana, pada kebanyakan penampilan santri putri, sinar yang dimainkan oleh lighting malah lebih sering menyoroti audiens sehingga mengganggu penglihatan. Hal ini pula yang menyebabkan wajah-wajah santri di panggung malah sering terlihat gelap tanpa cahaya yang cukup.
Penulis menyampaikan ini karena bukan hanya penulis yang merasakan, tapi audiens dan para juri pun merasakan hal yang sama. Maka, agar hal semacam ini tidak terjadi lagi, panitia perlu mengkomunikasikannya secara lebih detail kepada penanggungjawab lighting di PSSC tahun depan.
5. Minim Lipsync dan Visual Advertisement
Penampilan drama musikal (Foto: CondongTV)
Panitia PSSC tahun ini nampaknya lebih suka mengambil risiko dengan berbicara langsung di atas panggung ketimbang lipsync. Tentu saja keduanya memiliki keterbatasan. Jika pertunjukan drama ditampilkan secara live, maka risikonya para pemain harus bergerak cepat mengambil microphone, belum lagi jika ada mic yang bermasalah. Begitupula dengan lipsync, kadang suara yang dihasilkan tidak natural dan bisa terjadi kesalahan teknis di pihak audio.
Adapun untuk menarik perhatian penonton agar tidak jenuh saat perpindahan penampilan, biasanya bagian operator akan menampilkan visual ads di layar proyektor. Namun entah persiapan yang sedikit dan lain hal, tahun ini layar infocus terlihat minim penampilan visual ads.
6. Tempat Duduk dan Konsumsi yang Memadai
Dewan Juri (Foto: CondongTV)
Dibanding PSSC putra yang bisa disaksikan semua kalangan, PSSC putri yang hanya dapat ditonton tamu wanita tentu membuat panitia lebih nyaman saat menata tempat duduk sehingga audens tidak saling berebut. Begitupula dengan konsumsi tamu yang selalu diisi oleh panitia manakala terlihat habis. Sungguh contoh pelayanan yang baik dari pihak panitia dalam memperlakukan tamu.
7. Nilai yang Memuaskan
Penampilan Grand Closing seluruh panitia (Foto: CondongTV)
Setiap tahun, dewan juri yang ditunjuk, harus menyaksikan penampilan dari awal hingga akhir. Di akhir acara, para juri dapat memberikan evaluasi dan apresiasi dalam bentuk nilai. Untuk PSSC Putri tahun ini, dewan juri yang berjumlah enam orang memberikan nilai yang memuaskan dari rata-rata semua penampilan, yakni menyentuh angkat 97,39. Penampilan paling rendah mendapatkan nilai 94, sedangkan yang paling tinggi mendapat nilai 99.
Kurang lebih itulah ketujuh hal yang penulis soroti dari kemeriahan Pagelaran Seni Santri Condong 2019. Setiap acara besar di Pesantren Condong selalu tak luput dari berbagai kendala dan usaha gigih para panitia. Begitupula dengan PSSC 2019. Meski masih banyak hal yang perlu diperbaiki, namun perjuangan dan penampilan-penampilan santri kelas VII, XI dan XII tahun ini perlu diapresiasi. Selamat![]
Artikel Lainnya
-
Ramadan Produktif, Anggota Ekskul Sastra Matapena Tahun 2021 Luncurkan Buku Kumpulan Sajak (Part 2)
24/04/2021 | Matapena -
Condong dan Nilai-Nilai Kepesantrenannya dalam Event PPKA 2020
30/07/2020 | Guru Menulis -
Pengabdian Cerdas, Investasi Berkualitas
09/11/2016 | Guru Menulis -
Pesantren: Jawaban untuk Program Pendidikan Karakter
02/05/2017 | Guru Menulis -
KETENTUAN LOMBA MENULIS CERITA PENDEK PLP #4
02/03/2018 | Matapena